PASKIBRA SMKN 1 PANDEGLANG.
Motto Paskibra :
TIDAK TAKUT SALAH
TIDAK TAKUT KALAH
TIDAK TAKUT JATUH
TIDAK TAKUT MATI
TAKUT MATI JANGAN
HIDUP
TAKUT HIDUP MATI
SEKALIAN
Janji Caraka :
TIDAK MENGENAL KATA TIDAK SIAP
TIDAK MENGENAL KATA TIDAK BISA
TIDAK MENGENAL KATA TIDAK MAMPU
TIDAK MENGENAL KATA TIDAK MAU
TIDAK MENGENAL KATA TIDAK TAU
Sejarah
Paskibra :
PASKIBRAKA adalah
singkatan dari Pasukan Pengibar Bendera Pusaka dengan tugas utamanya
mengibarkan duplikat bendera pusaka dalam upacara peringatan proklamasi
kemerdekaan Indonesia di Istana Negara. Anggotanya berasal dari pelajar Sekolah
Lanjutan Tingkat Atas kelas 1 atau 2. Penyeleksian anggotanya biasanya
dilakukan sekitar bulan April untuk persiapan pengibaran pada 17 Agustus di
beberapa tingkat wilayah, provinsi, dan nasional.
Lambang
organisasi PASKIBRA Bunga Teratai.
ARTI
DAN MAKNA LAMBANG PASKIBRA
§ Teratai : pohonnya di air dan
akarnya di tanah melambangkan cinta tanah air
§ Tiga Mahkota : tiga
sikap dasar
Tanggap
: mudah menerima
2.
Tanggon
: tangguh dalam sikap mental
3.
Trenggonas
: tangguh dalam menerima apapun.
§ Tiga Kelopak : ciri dari paskibra
1.
Belajar
2.
Berlatih
3.
Bekerja
§ 16 Pasang Mata Rantai : menunjukkan
16 arah mata angin yang berarti bahwa anggota paskibra berasal dari seluruh
pelosok tanah air.
1.
Lingkaran
: melambangkan putri
2.
Belah
ketupat
:
melambangkan putra
§ Lingkaran Luar :
menunjukkan satu kesatuan
Sejarah Paskibra
Gagasan
Paskibraka lahir pada tahun 1946, pada saat ibukota Indonesia dipindahkan ke
Yogyakarta. Memperingati HUT Proklamasi Kemerdekaan RI yang ke-1, Presiden
Soekarno memerintahkan salah satu ajudannya, Mayor (Laut) Husein Mutahar, untuk
menyiapkan pengibaran bendera pusaka di halaman Istana Gedung Agung Yogyakarta.
Pada saat itulah, di benak Mutahar terlintas suatu gagasan bahwa sebaiknya
pengibaran bendera pusaka dilakukan oleh para pemuda dari seluruh penjuru Tanah
Air, karena mereka adalah generasi penerus perjuangan bangsa.
Tetapi,
karena gagasan itu tidak mungkin terlaksana, maka Mutahar hanya bisa
menghadirkan lima orang pemuda (3 putra dan 2 putri) yang berasal dari berbagai
daerah dan kebertulan sedang berada di Yogyakarta. Lima orang tersebut
melambangkan Pancasila. Sejak itu, sampai tahun 1949, pengibaran bendera di
Yogyakarta tetap dilaksanakan dengan cara yang sama.
Ketika
Ibukota dikembalikan ke Jakarta pada tahun 1950, Mutahar tidak lagi menangani
pengibaran bendera pusaka. Pengibaran bendera pusaka pada setiap 17 Agustus di
Istana Merdeka dilaksanakan oleh Rumah Tangga Kepresidenan sampai tahun 1966.
Selama periode itu, para pengibar bendera diambil dari para pelajar dan
mahasiswa yang ada di Jakarta.
Tahun
1967, Husein Mutahar dipanggil presiden saat itu, Suharto, untuk menangani lagi
masalah pengibaran bendera pusaka. Dengan ide dasar dari pelaksanaan tahun 1946
di Yogyakarta, beliau kemudian mengembangkan lagi formasi pengibaran menjadi 3
kelompok yang dinamai sesuai jumlah anggotanya, yaitu:
*
Kelompok 17 / pengiring (pemandu),
*
Kelompok 8 / pembawa (inti),
*
Kelompok 45 / pengawal.
Jumlah
tersebut merupakan simbol dari tanggal Proklamasi Kemerdekaan RI, 17 Agustus
1945 (17-8-45). Pada waktu itu dengan situasi kondisi yang ada, Mutahar hanya
melibatkan putra daerah yang ada di Jakarta dan menjadi anggota Pandu/Pramuka
untuk melaksanakan tugas pengibaran bendera pusaka. Rencana semula, untuk
kelompok 45 (pengawal) akan terdiri dari para mahasiswa AKABRI (Generasi Muda ABRI)
namun tidak dapat dilaksanakan. Usul lain menggunakan anggota pasukan khusus
ABRI (seperti RPKAD, PGT, marinir, dan Brimob) juga tidak mudah. Akhirnya
diambil dari Pasukan Pengawal Presiden (PASWALPRES) yang mudah dihubungi karena
mereka bertugas di Istana Negara Jakarta.
Mulai
tanggal 17 Agustus 1968, petugas pengibar bendera pusaka adalah para pemuda
utusan provinsi. Tetapi karena belum seluruh provinsi mengirimkan utusan
sehingga masih harus ditambah oleh ex-anggota pasukan tahun 1967.
Pada
tanggal 5 Agustus 1969, di Istana Negara Jakarta berlangsung upacara penyerahan
duplikat Bendera Pusaka Merah Putih dan reproduksi Naskah Proklamasi oleh
Suharto kepada Gubernur/Kepala Daerah Tingkat I seluruh Indonesia. Bendera
duplikat (yang terdiri dari 6 carik kain) mulai dikibarkan menggantikan Bendera
Pusaka pada peringatan Hari Ulang Tahun Proklamasi Kemerdekaan RI tanggal 17
Agustus 1969 di Istana Merdeka Jakarta, sedangkan Bendera Pusaka bertugas
mengantar dan menjemput bendera duplikat yang dikibar/diturunkan. Mulai tahun
1969 itu, anggota pengibar bendera pusaka adalah para remaja siswa SLTA
se-tanah air Indonesia yang merupakan utusan dari seluruh provinsi di
Indonesia, dan tiap provinsi diwakili oleh sepasang remaja.
Istilah
yang digunakan dari tahun 1967 sampai tahun 1972 masih "Pasukan Pengerek
Bendera Pusaka". Baru pada tahun 1973, Idik Sulaeman melontarkan suatu
nama untuk Pengibar Bendera Pusaka dengan sebutan PASKIBRAKA. PAS berasal dari
PASukan, KIB berasal dari KIBar mengandung pengertian pengibar, RA berarti
bendeRA dan KA berarti PusaKA. Mulai saat itu, anggota pengibar bendera pusaka
disebut PASKIBRAKA.
·
Arti
dan Warna Bendera Merah Putih
d
Warna
merah dan putih telah dikenal oleh nenek moyang bangsa Indonesia sejak sekitar
6.000 tahun yang lalu. Warna merah melambangkan warna yang dapat menahan hawa
jahat, sedangkan warna putih melambangkan kebersihan dan kesucian hati ksatria.
Pada saat perjuangan kemerdekaan, warna merah dan putih melambangkan keberanian
dan ketulusan bunga bangsa dalam mempertahankan ibu pertiwi yang merupakan
nyawa bagi suatu bangsa.
Bendera
Bendera
adalah
secarik benda berwujud kain tipis berisi bentukan dan warna, Berkibar
ditiup oleh angin pada sebatang tiang atau seuntai tali sebagai
panji-panji, Tanda ciri atau tanda pengingat. Warna untuk bendera merah
putih, yaitu warna
merah cerah dan putih jernih.
Arti
pusaka :
1.
Harta atau benda peninggalan orang yang telah meninggal;
2.
Harta yang turun temurun dari nenek moyang.
Bentuk
dan ukuran serta warna bendera kebangsaban Republik Indonesia
1.
Berbentuk segi empat panjang berukuran 2 : 3 panjang.
Bagian atas berwarna
merah dan bagian bawah berwarna putih;
2.
Panjang bendera 90 cm dan lebar 60 cm.
Sang
merah putih pertama kali dikibarkan pada tanggal 28 Oktober 1928 bertepatan
dengan hari Sumpah Pemuda, Bertempat di Jakarta dan dikumandangkan lagu
Indonesia Raya. Sang merah putih ditetapkan sebagai bendera negara Republik
Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 bertempat di gedung Pegangsaan Timur
Nomor 56, Jakarta. Bendera merah putih dibawa kembali ke Jakarta tanggal 28
Desember 1949.
Bendera
Pusaka...
Tata cara Peletakan
Bendera Kebangsaan
1.
Bendera merah putih diletakkan di sebelah kanan bendera/panji lain;
2.
Apabila jumlah bendera yang ada berjumlah genap, maka bendera merah putih
diletakkan di sebelah kanan;
3.
Apabila jumlah bendera yang ada berjumlah ganjil, maka bendera merah putih
diletakkan di tengah-tengah bendera/panji lain;
4.
Apabila bendera sudah usang atau tidak layak, maka sebaiknya bendera dibakar
agar tidak mengurangi nilai kehormatannya.
Sejarah Penyelamatan
Bendera Pusaka
Setelah
Agresi Militer Belanda II, Soekarno mengutus Mutahar untuk menyelamatkan
Bendera Pusaka. Agar tidak terlihat sebagai bendera, maka Mutahar memutuskan
untuk memisahkan jahitan bendera tersebut menjadi dua bagian, secarik kain
merah dan secarik kain putih, kemudian dimasukkan ke dalam kopornya.
Di
tengah perjalanan, Mutahar tertangkap oleh Belanda, namun akhirnya dalam
perjalanan itu beliau dapat meloloskan diri dan mengungsi di kediaman Sarjono
(seorang anggota delegasi). Selanjutnya Mutahar mendapat kabar dari Soekarno
agar bendera tersebut diserahkan saja kepada Sarjono. Karena pada saat itu yang
boleh menemui Soekarno hanya anggota delegasi saja. Maka atas jasanya pada
tahun 1961, Mutahar diberikan gelar Bintang Mahaputera dalam usahanya
menyelamatkan Bendera Pusaka.
MAKNA LAMBANG KORPS
PASKIBRAKA
- Untuk mempersatukan korps, untuk Paskibraka Nasional, Propinsi, dan Kabupaten / Kotamadya ditandai oleh lambang korps yang sama, dengan tambahan tanda lokasi terbentuknya pasukan.
- Lambang Korps Paskibraka sejak tahun 1973, dengan perisai berwarna hitam dengan garis pinggir dan huruf berwarna kuning : PASUKAN PENGIBAR BENDERA PUSAKA dan TAHUN 19 … (diujung bawah perisai) berisi gambar (dalam bulatan putih) sepasang anggota Paskibraka dilatar belakangi oleh Bendera Merah Putih yang berkibar ditiup angin dan 3 (tiga) garis horizon atau awan.
Makna dari bentuk dan gambar tersebut adalah;
- Bentuk perisai bermakna “Siap bela negara” termasuk bangsa dan tanah air Indonesia, warna hitam bermakna teguh dan percaya diri.
- Sepasang anggota Paskibraka bermakna bahwa Paskibraka terdiri dari anggota putra dan anggota putri yang dengan keteguhan hati bertekad untuk mengabdi dan berkarya bagi pembangunan Indonesia.
- Bendera Merah Putih yang sedang berkibar adalah bendera kebangsaan dan utama Indonesia yang harus dijunjung tinggi seluruh bangsa Indonesia termasuk generasi mudanya, termasuk Paskibraka.
- Garis Horizon atau 3 (tiga) garis menunjukan ada Paskibraka di 3 (tiga) tingkat, yaitu Nasional, provinsi, dan Kabupaten / Kotamadya.
- Warna kuning berarti kebanggaan, keteladanan dalam hal perilaku dan sikap setiap anggota Paskibraka.




PASKIBRAKA TAHUN BERAPA MBA
BalasHapus